Film sablon
memang terdengar sepele, tapi ternyata cukup signifikan dari segi waktu
pengerjaan jika file yang hendak dicetak kurang layak. Penambahan
charge biaya setting
film sablon terkadang memberatkan
customer. Bagi aktivis sablon yang sudah berpengalaman biasanya sudah
terbiasa dengan hal seperti ini. Tapi sekedar share aja saya akan menjabarkan beberapa masalah terkait film sablon. Itung2 berbagi pengalaman kan ? Cekidot…
- File design yang terlalu kecil
Kelayakan sebuah gambar yang diberikan customer untuk dijadikan film
sablon bisa jadi sebuah masalah teknis yang sepele tapi sering memakan
waktu yang tidak sebentar untuk memecahkannya. Sering ada customer yang
order dan menyerahkan gambar desainnya dalam ukuran file yang cukup
kecil. Karena biasanya customer yang awam di dunia cetak mencetak
searching gambar di google, trus disave (itupun thumbnail-nya) and
langsung dikasih ke tukang sablon. Huuuft,,,
Solusi : Sejak awal berikan note kepada pelanggan, bahwa file untuk desain harus berukuran yang layak cetak
- Customer yang tidak mengerti
Okelah kita bisa menjelaskan kepada customer kalau pembuatan film
sablon harus menggunakan file desain yang resolusinya baik. Tapi, saya
juga sering menemui beberapa customer yang agak “ngeyel”. Sudah
dijelaskan sejelas-jelasnya dan bahkan berulang kali, tapi tetap saja
dia menggangap filenya tersebut sudah cukup keliatan kan untuk dicetak.
Solusi : Sabar aja menjelaskan kepada pelanggan yang awam karena
ketidaktahuan mereka masalah teknis proses sablon (yg sabar ya..)
- Kemampuan setting film sablon
Sebenarnya, kedua masalah diatas bisa diatasi dengan kemampuan kita
dalam menggunakan software pengolah gambar seperti Photoshop atau Corel
Draw. Dengan kemampuan yang mumpuni dalam memanipulasi gambar dengan
software pengolah gambar, biasanya dapat terselesaikan dengan cepat.
Walau terkadang kita kedapatan file gambarnya agak rumit, kecil dan
pecah.
Thank you SPM.